Meraut sunyi di ujung batu
Kau selalu ingin tahu, kepada siapa sunyi di gilir hari ini?
seakan menimbang untung pohon gugur
mengapung di batang rokan
entah kemana badan akan sengsai
ke pabrik atau tungku perempuan sakai
barangkali juga, selesai di gurus arus menjadi lunau
menjadi makanan ikan masai
menjadi minyak mentah yang tergadai
Kau selalu ingin tahu,adakah yang lebih tajam dari sunyi?
"di ujung batu," pesanmu," jantung kami menggemuk
seperti perut induk kerbau mandul
mengenang tulang anak-anak bujang yang lekang
di kurung ladang orang garang
menyelesaikan hari di kilatan mata pacul
tubuh mereka bungkuk di rundung pengait tandan sawit
menjejal lapar dengan parang."
Kau selalau ingin tahu,mengapa ada bagian sunyi
yang tak bisa di bagi-bagi?
hingga tanpa jera, di ujung batu, kau raut ujung jemari sendiri
agar runcing dan tajam seperti sunyi
agar kau leluasa menggilirnya.
dengan mencakar atau mengais jantung sendiri.
ZELFENI WIMRA
( lahir di sungai Naniang. limapuluh kota, sumatera barat. saat ini Ia tengah mempersiapkan buku kumpulan puisi pertamanya "Air Tulang Ibu" )
sumber: kompas cetak /minggu 8 april 2012
Tidak ada komentar: