10 hal yang di rasakan saat baru menjadi Ayah
Mendapati buah hati tercinta akhirnya muncul dan lahir ke dunia merupakan jadi kebahagiaan tersendiri untuk pasangan. Bukan hanya wanita, pria pun merasakan kebahagiaan yang sama besarnya.
Saat menjadi ayah baru, tentunya ada berbagai hal yang berubah dalam hidup. Pria biasanya kaget mendapati dirinya mempunyai kewajiban, tekanan dan harapan ataupun tuntutan baru yang menjadi tanggungjawabnya.
Apa saja yang dirasakan para pria saat baru jadi ayah? Berikut ini 10 hal yang umumnya dirasakan dan dialami oleh pria pada awal masa transisinya menjadi ayah baru, seperti dipaparkan oleh Armin A. Brott, penulis buku laris 'The Expectant Father: Facts, Tips, and Advice for Dads-to-Be' pada situs Baby Centre:
1. Kebingungan
Konflik pergolakan emosi akan terjadi pada bulan-bulan awal masa transisi berubah menjadi ayah. Di satu sisi rasa jantan, kuat dan bangga telah memiliki satu keluarga baru muncul, namun di sisi lain muncul perasaan sedih dan tidak ada orang lain lagi yang dapat membantu apabila masalah muncul terutama yang berhubungan dengan sang buah hati. Misalnya saja tidak mengerti apa yang diinginkan oleh bayi ketika ia menangis tengah malam dan semua orang terlelap.
2. Rasa Cinta yang Baru dan Berbeda
Tidak ada perasaan yang sebanding dengan rasa sayang dan cinta kasih pria terhadap buah hatinya. Pria menyadari mereka bisa merasakan cinta tanpa syarat pada satu orang yaitu anak. Pastinya para ayah akan selalu berusaha menyayangi, memerhatikan, dan menjaga buah hati mereka.
3. Campur-aduk
Ketika memandangi bayinya yang baru lahir, kadang-kadang pria merasa bingung karena perasaan senang yang ia rasakan ketika sang buah hati lahir, bisa berubah menjadi mati rasa dan hampa. Ia merasa kaget dan tidak siap dengan seluruh tugas dan tanggungjawab yang harus dilakukan sebagai ayah, dan ingin merasakan perasaan bebas seperti dulu lagi. Kadangkala hal ini membuat para pria diliputi rasa bersalah. Ia menyayangi buah hatinya, namun pada saat yang sama ia kesal karena kehilangan semua kebebasannya.
Memang ada saatnya seseorang bisa merasa menyayangi dan membenci sesuatu pada saat bersamaan. Hal ini biasa dan merupakan hal yang normal terjadi pada siapa saja dan akan berlalu seiringnya waktu berjalan.
4. Depresi
Meskipun banyak orang yang mengira bahwa biasanya hanya wanita yang yang mengalami kesedihan dan gejala babyblues, pria juga seringkali mengalami depresi ketika bayi mereka lahir. Wanita seringkali mengalami depresi hanya karena perubahan hormon, sedangkan pria dikarenakan kenyataan yang terjadi di depan mereka.
Pria tidak memiliki waktu untuk cuti ataupun beristirahat sejenak seperti yang didapatkan wanita setelah mereka melahirkan. Jadi ketika pulang bekerja, banyak hal dan tugas baru yang menunggu mereka, mulai dari gangguan tidur di malam hari dan juga tanggungjawab baru di rumah.
5. Rasa Takut
Pada awal masa transisi pria menjadi seorang ayah, ia diselimuti rasa takut yang menghantui hari-harinya. Ia takut tidak mampu menjadi ayah yang baik, menjaga istri dan anaknya dari bahaya yang mengancam, tidak dapat mencukupi keluarganya, tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam mengurus anaknya, hingga takut melakukan kesalahan-kesalahan seperti yang pernah dilakukan oleh ayahnya dahulu. Ketakutan-ketakutan seperti ini normal dialami pria di masa transisi dari seorang suami menjadi seorang ayah.
6. Hubungan dengan Pasangan
Sebelum menjadi orangtua, pasangan dapat menghabiskan waktu lebih banyak bersama, saling memelihara dan memerhatikan satu sama lain sehingga hubungan yang terjalin semakin erat. Namun, ketika buah hati lahir, semuanya berubah. Semua hal yang dilakukan semata-mata untuk keperluan sang bayi. Mereka merasakan waktu tidur dan berduaan dengan pasangan jadi berkurang. Oleh karena itulah coba curi-curi waktu untuk melakukan hal bersama-sama, meskipun hanya sebentar setiap harinya untuk berbincang dan duduk sejenak dengan pasangan.
7. Berinteraksi dengan Buah Hati
Pada minggu keenam hingga kedelapan, buah hati Anda tidak dapat memberikan banyak respon akan apa yang orang lain lakukan terhadapnya. Jarang tersenyum, tertawa, dan sangat jarang merspons apa yang ada di sekitarnya. Sebaliknya, yang seringkali ia lakukan adalah menangis. Tugas baru yang harus dilakukan pria adalah bersabar dan terus menunjukan kasih sayang serta perhatiannya kepada sang bayi. Buah hati Anda akan menunjukan respons sebagai balasan terhadap ayahnya setelah melewati fase pertumbuhannya.
8. Topik Pembicaraan
Jika sebelum menjadi seorang ayah pria cenderung menertawai temannya yang menceritakan semua hal seputar bayi mereka, sekarang gantian ia sendiri yang mengalami hal tersebut. Mulai dari muntahan bayi, ASI istri yang sering merembes, jahitan istri, hingga warna dan konsistensi dari pup bayinya sendiri merupakan topik yang selalu ia bahas dengan temannya, dan tanpa sadar ia menyenangi membahas hal-hal tersebut.
9. Kewajiban Sebagai Orangtua
Dulu saat belum punya anak, para pria biasanya memastikan apakah sudah membawa dompet, kunci mobil hingga oven ataupun kompor telah dimatikan atau belum. Kini setelah punya bayi, persiapan yang dilakukan menjadi dua kali lebih repot. Belum lagi ditambah adanya hal-hal tidak terduga misalnya ketika semuanya sudah dipastikan siap berangkat, ternyata bayi tiba-tiba saja buang air besar. Sehingga mau tidak mau pasangan harus kembali lagi ke dalam rumah.
10. Pelajaran dalam Mencintai
Ketika pria belajar mengerti akan apa yang bayinya rasakan dan diinginkan buah hatinya, buah hati Anda akan belajar bagaimana mengoordinasikan fisiknya untuk mengungkapkan cintanya pada sang ayah. Saat bayi belajar membisikkan sesuatu atau tertidur dalam dekapan kuatnya bahu ayahnya, pria akan menemukan makna sejati dari kehidupan.
(eny/hst)
semoga bermanfaat
sumber: wolipop
Saat menjadi ayah baru, tentunya ada berbagai hal yang berubah dalam hidup. Pria biasanya kaget mendapati dirinya mempunyai kewajiban, tekanan dan harapan ataupun tuntutan baru yang menjadi tanggungjawabnya.
Apa saja yang dirasakan para pria saat baru jadi ayah? Berikut ini 10 hal yang umumnya dirasakan dan dialami oleh pria pada awal masa transisinya menjadi ayah baru, seperti dipaparkan oleh Armin A. Brott, penulis buku laris 'The Expectant Father: Facts, Tips, and Advice for Dads-to-Be' pada situs Baby Centre:
1. Kebingungan
Konflik pergolakan emosi akan terjadi pada bulan-bulan awal masa transisi berubah menjadi ayah. Di satu sisi rasa jantan, kuat dan bangga telah memiliki satu keluarga baru muncul, namun di sisi lain muncul perasaan sedih dan tidak ada orang lain lagi yang dapat membantu apabila masalah muncul terutama yang berhubungan dengan sang buah hati. Misalnya saja tidak mengerti apa yang diinginkan oleh bayi ketika ia menangis tengah malam dan semua orang terlelap.
2. Rasa Cinta yang Baru dan Berbeda
Tidak ada perasaan yang sebanding dengan rasa sayang dan cinta kasih pria terhadap buah hatinya. Pria menyadari mereka bisa merasakan cinta tanpa syarat pada satu orang yaitu anak. Pastinya para ayah akan selalu berusaha menyayangi, memerhatikan, dan menjaga buah hati mereka.
3. Campur-aduk
Ketika memandangi bayinya yang baru lahir, kadang-kadang pria merasa bingung karena perasaan senang yang ia rasakan ketika sang buah hati lahir, bisa berubah menjadi mati rasa dan hampa. Ia merasa kaget dan tidak siap dengan seluruh tugas dan tanggungjawab yang harus dilakukan sebagai ayah, dan ingin merasakan perasaan bebas seperti dulu lagi. Kadangkala hal ini membuat para pria diliputi rasa bersalah. Ia menyayangi buah hatinya, namun pada saat yang sama ia kesal karena kehilangan semua kebebasannya.
Memang ada saatnya seseorang bisa merasa menyayangi dan membenci sesuatu pada saat bersamaan. Hal ini biasa dan merupakan hal yang normal terjadi pada siapa saja dan akan berlalu seiringnya waktu berjalan.
4. Depresi
Meskipun banyak orang yang mengira bahwa biasanya hanya wanita yang yang mengalami kesedihan dan gejala babyblues, pria juga seringkali mengalami depresi ketika bayi mereka lahir. Wanita seringkali mengalami depresi hanya karena perubahan hormon, sedangkan pria dikarenakan kenyataan yang terjadi di depan mereka.
Pria tidak memiliki waktu untuk cuti ataupun beristirahat sejenak seperti yang didapatkan wanita setelah mereka melahirkan. Jadi ketika pulang bekerja, banyak hal dan tugas baru yang menunggu mereka, mulai dari gangguan tidur di malam hari dan juga tanggungjawab baru di rumah.
5. Rasa Takut
Pada awal masa transisi pria menjadi seorang ayah, ia diselimuti rasa takut yang menghantui hari-harinya. Ia takut tidak mampu menjadi ayah yang baik, menjaga istri dan anaknya dari bahaya yang mengancam, tidak dapat mencukupi keluarganya, tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam mengurus anaknya, hingga takut melakukan kesalahan-kesalahan seperti yang pernah dilakukan oleh ayahnya dahulu. Ketakutan-ketakutan seperti ini normal dialami pria di masa transisi dari seorang suami menjadi seorang ayah.
6. Hubungan dengan Pasangan
Sebelum menjadi orangtua, pasangan dapat menghabiskan waktu lebih banyak bersama, saling memelihara dan memerhatikan satu sama lain sehingga hubungan yang terjalin semakin erat. Namun, ketika buah hati lahir, semuanya berubah. Semua hal yang dilakukan semata-mata untuk keperluan sang bayi. Mereka merasakan waktu tidur dan berduaan dengan pasangan jadi berkurang. Oleh karena itulah coba curi-curi waktu untuk melakukan hal bersama-sama, meskipun hanya sebentar setiap harinya untuk berbincang dan duduk sejenak dengan pasangan.
7. Berinteraksi dengan Buah Hati
Pada minggu keenam hingga kedelapan, buah hati Anda tidak dapat memberikan banyak respon akan apa yang orang lain lakukan terhadapnya. Jarang tersenyum, tertawa, dan sangat jarang merspons apa yang ada di sekitarnya. Sebaliknya, yang seringkali ia lakukan adalah menangis. Tugas baru yang harus dilakukan pria adalah bersabar dan terus menunjukan kasih sayang serta perhatiannya kepada sang bayi. Buah hati Anda akan menunjukan respons sebagai balasan terhadap ayahnya setelah melewati fase pertumbuhannya.
8. Topik Pembicaraan
Jika sebelum menjadi seorang ayah pria cenderung menertawai temannya yang menceritakan semua hal seputar bayi mereka, sekarang gantian ia sendiri yang mengalami hal tersebut. Mulai dari muntahan bayi, ASI istri yang sering merembes, jahitan istri, hingga warna dan konsistensi dari pup bayinya sendiri merupakan topik yang selalu ia bahas dengan temannya, dan tanpa sadar ia menyenangi membahas hal-hal tersebut.
9. Kewajiban Sebagai Orangtua
Dulu saat belum punya anak, para pria biasanya memastikan apakah sudah membawa dompet, kunci mobil hingga oven ataupun kompor telah dimatikan atau belum. Kini setelah punya bayi, persiapan yang dilakukan menjadi dua kali lebih repot. Belum lagi ditambah adanya hal-hal tidak terduga misalnya ketika semuanya sudah dipastikan siap berangkat, ternyata bayi tiba-tiba saja buang air besar. Sehingga mau tidak mau pasangan harus kembali lagi ke dalam rumah.
10. Pelajaran dalam Mencintai
Ketika pria belajar mengerti akan apa yang bayinya rasakan dan diinginkan buah hatinya, buah hati Anda akan belajar bagaimana mengoordinasikan fisiknya untuk mengungkapkan cintanya pada sang ayah. Saat bayi belajar membisikkan sesuatu atau tertidur dalam dekapan kuatnya bahu ayahnya, pria akan menemukan makna sejati dari kehidupan.
(eny/hst)
semoga bermanfaat
sumber: wolipop
Tidak ada komentar: